Hyundai Palisade Hybrid, Mobil Elite Korea yang Rawan Penyakit?

Hyundai Palisade Hybrid, Mobil Elite Korea yang Rawan Penyakit?

kabaOto - Hyundai Palisade, SUV premium asal Korea Selatan, sukses menarik perhatian di Indonesia. Dibanderol Rp1 miliar, mobil ini laris meski berstatus CBU.

Popularitas Palisade tak hanya di Indonesia. Di berbagai negara, SUV ini menjadi pilihan konsumen kelas atas, menyaingi Toyota Alphard.

Namun, Sobat KabaRakyat, kesuksesan Palisade ternoda oleh sejumlah masalah teknis. Kompleksitas fitur elektronik menjadi sorotan utama.

Desain dan Fitur Premium

Palisade menawarkan desain elegan dengan grille besar dan lampu LED modern. Interior mewah dilengkapi jok kulit dan layar sentuh besar.

Fitur canggih seperti smart cruise control dan keyless entry meningkatkan kenyamanan. Sistem ini menarik konsumen yang menginginkan teknologi mutakhir.

Mesin diesel 2.2L bertenaga 200 PS memberikan performa tangguh. Kapasitas tujuh penumpang ideal untuk keluarga atau kebutuhan bisnis.

Palisade bersaing di segmen SUV mewah dengan harga kompetitif. Sobat KabaRakyat, ini alasan utama popularitasnya di pasar global.

Masalah Teknis yang Mengemuka

Palisade menghadapi masalah transmisi, seperti indikator "shifter system malfunction". Beberapa unit perlu penggantian valve control transmission.

Recall global terjadi pada 2021 untuk 106 unit akibat cacat master silinder rem. Produksi 9-31 Maret 2021 terdampak.

Masalah lain meliputi selang turbo yang lepas pada 5.000 km. Sobat KabaRakyat, ini menunjukkan kelemahan komponen tertentu.

Smart cruise control juga bermasalah, gagal membaca sinyal keyless. Penggantian handle pintu diperlukan, dengan komponen impor dari Korea.

Kompleksitas Elektronik dan Tantangan

Pada 2024, recall di AS menyoroti sabuk pengaman Palisade 2022-2023. Masalah kelistrikan pompa oli berisiko menyebabkan korsleting.

Sistem ABS dan kontrol traksi bermasalah di jalan bergelombang. Jarak pengereman memanjang akibat respons rem yang tidak stabil.

Shockbreaker belakang dengan self-leveling suspension bocor oli. Banyak pengguna di AS beralih ke komponen aftermarket.

Kompleksitas elektronik Palisade jadi pemicu utama masalah. Hyundai berinovasi cepat, namun kurang pengalaman dibandingkan pabrikan Jepang.

Produsen Jepang seperti Toyota memilih fitur teruji untuk durabilitas. Hyundai, sebaliknya, mengejar teknologi canggih yang rentan error.

Sobat KabaRakyat, Hyundai masih berkembang di segmen premium. Kurangnya pengalaman membuat fitur canggih jadi bumerang.

Tags:
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image